Bandarlampung, Lampungnews.com – Puluhan sanak keluarga lima pemuda terduga begal asal Jabung, Lampung Timur yang tewas ditembak polisi menggelar doa bersama di Tugu Adipura, Kota Bandarlampung Kamis (20/4) malam.
Doa bersama itu diwarnai dengan isak tangis kesedihan mengenang putra-putra mereka yang tewas mengenaskan ditangan aparat kepolisian dengan tuduhan pelaku pembegalan beberapa waktu lalu.
Selain doa bersama, didampingi sejumlah elemen masyarakat Jabung dan Lembaga Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandarlampung, pihak keluarga menyalakan lilin dan menaburkan bunga sebagai tanda keprihatinan dan kedukaan mendalam akan peristiwa itu.
Orang tua dari salah satu korban tewas bernama Yogi Yudistira, Husin, mengatakan, sangat kecewa atas perlakuan oknum polisi yang menembak mati anaknya.
“Anak saya bukan begal apa lagi residivis atau target operasi. Anak saya sedang main tau-tau saya mendengar kabar bahwa anak saya sudah meninggal,” katanya.
Oleh karena itu, dirinya berharap oknum polisi tersebut segera diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.
“Saya berharap oknum polisi tersebut diproses, dengan ketentuan hukum yang di Indonesia ini,” pintanya.
Sementara itu, Camat Jabung, Usman Basri, Kamis (20/4) malam. mengatakan, lima pemuda itu bukanlan pelaku, melainkan korban yang tewas dengan keberingasan petugas kepolisian pada saat dilakukan penangkapan beberapa waktu lalu.
Ia menjelaskan, tidak semua warga Jabung pelaku kriminalitas karena di kecamatan itu terdapat 15 desa meski yang menjadi sorotan dan mendapatkan stigma negatif adalah Desa Jabung, Negarasaka, dan Negarabatin.
Namun, menurutnya, tidak semua warga di desa tersebut memiliki kebiasaan sama dengan aksi kriminalitas berupa pembegalan.
Selain itu, dalam doa bersama itu, sejumlah pihak meminta aparat kepolisian bertanggung jawab dan mendapatkan hukuman yang setimpal, termasuk mengevaluasi kinerja Kapolda Lampung yang tidak mampu mengatur anak buahnya. (Adam)