Bandarlampung, Lampungnews.com – Matahari mulai beranjak menuju barat. Tapi tangan-tangan itu masih sibuk memaku, memotong, dan mengamplas potongan kayu-kayu besar yang sudah dibentuk. Gerakannya makin lama makin cepat, seolah diburu waktu lantaran awan hitam menggantung di atas sana.
Begitulah aktivitas sebagian warga Kampung Way Tataan, Telukbetung Timur. Berada di sekitar pesisir Teluk Lampung, mata pencaharian warganya sebagian menjadi nelayan. Sementara sebagiannya lagi memilih menjadi pembuat kapal.
Di bibir pantai, berjejer enam kerangka kapal yang tengah dibangun. Mulai dari yang kecil hingga yang besar, dari pembentukan badan kapal hingga pemasangan mesin.
Pembuatan kapal di Kampung Way Tataan ini sudah berlangsung sejak lima tahun silam. Bahan baku utama berupa kayu mentru diambil langsung dari Kota Palembang lantaran di Lampung kayu jenis ini sudah tidak ditemukan lagi.
Biasanya, para pembuat kapal hanya menyediakan jasa pembuatannya saja. Sedangkan si pemilik kapal harus menyediakan bahan-bahan dan peralatan pembuatan kapal.
Peminat kapal buatan warga Way Tataan biasanya tak jauh-jauh dari nelayan sekitar. Namun, nelayan dari Pulau Jawa juga sesekali memesan kapal dari Lampung yang punya ciri khas tersendiri.
Untuk pengerjaan satu buah kapal ukuran kecil biasanya para pembuat bisa menghabiskan waktu selama satu bulan. Sedangkan kapal ukuran besar bisa dikerjakan hingga 3 bulan lebih.
Uniknya, para pembuat kapal ini tak perlu lagi melakukan uji coba atau tes apung usai membuat kapal. Sebab, kapal buatan warga Way Tataan sudah tidak diragukan lagi dan dijamin langsung mengapung di laut. (El Shinta)