Bandarlampung, Lampungnews.com – Terjangan air bah dalam bencana banjir yang terjadi kemarin di Bandarlampung menyisakan permasalahan lain selain lumpur yang menggenang. Ancaman kelaparan.
Kondisi ini harus dimahfumi karena warga kehilangan semua perlengkapan untuk bertahan. Mulai dari kompor sampai peralatan makan tidak laik digunakan, beberapa diantaranya ikut hanyut terbawa banjir.
Respon cepat pemerintah daerah yang menjadi tumpuan menbuat harapan warga seperti punguk merindukan bulan. Bantuan tak kunjung datang. Sementara ada mulut-mulut dan perut yang harus diisi, belum lagi bayi dan ibu hamil yang memerlukan perhatian khusus.
Hanya ada sebungkus nasi uduk yang diberikan dari kantong pribadi Herman HN kepada para korban banjir, itu pun tidak semua mendapatkan makanan itu.
Ancaman kelaparan membuat para warga menebalkan muka dengan turun ke jalan meminta bantuan pengendara jalan yang melintas.
Mereka mengaku, sudah dua hari pasca banjir ini belum mendapatkan bantuan berarti dari Pemerintah Kota Bandarlampung untuk mencukupi kebutuhan mereka bersama keluarga.
Salah satu korban banjir, Ahmad, Rabu (22/2), mengaku hanya diberikan bantuan berupa satu nasi bungkus untuk satu rumah sehingga tidak mencukupi untuk anggota keluarganya.
“Itu dikasih Pak Wali Kota (Herman HN) kemarin siang, nasi bungkus, mie instan, sama air bersih untuk minum,” katanya.
Salah satu warga lainnya, Supri mengaku terpaksa turun ke jalan karena belum mendapatkan bantuan apa-apa dari Pemerintah Kota Bandarlampung. Sementara keluarganya membutuhkan makan dan minum karena kondisi rumahnya belum pulih akibat diterjang banjir.
Kabid Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Bencana BPBD Bandarlampung, M Rizki mengatakan, sebenarnya ada bantuan beras sebanyak 15 ton untuk korban banjir.
Namun, Rizki mengaku belum mendapatkan instruksi kemana dan kapan beras itu akan dibagikan. (El Shinta).