Bandar Lampung, Lampungnews.com – Bandung, Garut, dan Jogjakarta dikenal sebagai kota pengerajin kulit. Di Lampung sendiri bisnis kerajinan kulit dianggap kurang seksi sehingga para pecintanya memilih berburu keluar kota.
Melihat fenomena ini, Ayub Adi Sasmita (25) memanfaatkannya sebagai peluang bisnis yang cukup menjanjikan.
Bermodalkan hobi dan minimnya pesaing di dunia kerajinan kulit, Ayub pun membuka usahanya pada tahun 2016 lalu.
Untuk bahan kulitnya sendiri, ia mengaku berburu langsung ke Yogyakarta. Kulit yang digunakan yakni dari kulit sapi, kambing, kerbau, dan terkadang kulit impor bison.
Ayub pun sempat mengalami kesulitan untuk membuat kerajinan kulitnya, lantaran tak mungkin memboyong pengerajin dari Yogyakarta ke Lampung. Akhirnya ia memilih untuk belajar secara otodidak melalui media sosial berbagi Youtube.
Seiring waktu, Ayub pun sudah mempekerjakan tiga orang karyawan sebagai pengerajin.
Diakuinya proses pembuatan suatu produk tidak mudah. Mulai dari pemilihan bahan kulit, pembuatan pola dan pengukuran, serta pemotongan bahan.
Biasanya para pembelinya bisa memesan bentuk produk yang diinginkan. Beranjak dari proses pemotongan bahan, bahan kulit yang sudah dibentuk dilubangi atau pembuatan pola jahitan.
Untuk proses menjahit, Ayub memilih melakukannya secara manual yakni menjahit dengan tangan dan produk masuk dalam proses finishing.
Untuk harga dari produk yang ia beri nama Llama Handscraft, Ayub mematok harga mulai dari Rp 200 ribu hingga Rp 1 juta, tergantung dari tingkat kesulitan dan banyak bahan yang digunakan.
Produk-produk yang ia buat yakni tas, dompet, ikat pinggang, phone case, dan semua barang yang bisa diaplikasikan dengan kulit. (El Shinta)