Bandarlampung, Lampungnews.com – Universitas Bandar Lampung (UBL) mengandeng Pusat Kebudayaan Belanda, Erasmus Huis untuk menggelar konser Lecture Recital karya komponis Johann Sebastian Bach di Auditiorium Gedung Kampus B, Pascasarjana, Dra. Hj. Sri Hayati Barusman yang berlangsung pada Senin (28/1/17).
Wakil Rektor I Bidang Akademik Dr. Ir. Hery Riyanto,MT mewakili Rektor UBL Dr. Ir. M. Yusuf. S. Barusman, MBA menyebut ditunjuknya UBL sebagain tuan rumah penyelenggaraan konser klasik dengan menampilkan Merel Vercammen (violin/biola), Joachim Eijlander (cello) dan penulis buku musik klasik Merlijn Kherkov sebagai pemandu acara. Sebagai suatu hal baru, berbeda dan baru dilaksanakan di perguruan tinggi Lampung.
“Ini suatu hal luar biasa, kami (UBL) menyambut baik atas penunjukan (konser) yang kental unsur Resital violin dan cello. Kami harap keberlangsungan adanya kerjasama (kebudayaan) dengan Erasmus Huis Kedutaan Belanda, semakin ditingkatkan,”ujarnya.
Tak hanya itu, Hery Riyanto juga tak menyangka ekspetasi masyarakat terhadap musik klasik, dalam konsep pertunjukan mini konser dari Kedutaan Belanda tersebut, terbilang tinggi.
“Kami bersyukur adanya animo tinggi masyarakat yang suka dengan musik klasik, cukup banyak. Terlihat, dari para penggemar musik klasik yang hadir (menyaksikan) konser yang diadakan di aula Gedung-M kampus pascasarjana UBL lalu,” paparnya.
Disinggung manfaat adanya konser musik klasik asal Belanda bagi UBL. Hery, yang juga Dosen Fakultas Teknik (FT) UBL ini menekankan, konser ini diharapkan dapat menciptakan keharmonisan serta kebersamaan antar mahasiswa, maupun dengan dosen, dilingkup UBL.
“Para sivitas akademika kita, tidak hanya dapat menarik, sisi entertainment-nya saja. Tapi, juga turut berpartisipasi dalam konser, sebagai penonton, penyimak dan pembelajar aktif terhadap perkembangan musik klasik, di Eropa, khususnya di Belanda,” harapnya.
Sedangkan, panitia pelaksana Dian Anggraini, menyatakan pertunjukan resital yang berlangsung 90 menit nonstop ini, bentuk promosi, pengenalan dan publikasi terhadap hasil karya resital klasik kebudayaan Belanda di Lampung. Tentu, dengan menampilkan langsung para praktisi seni budaya, termasuk speaker dari negeri Kincir Angin tersebut.
(Davit)