Bandarlampung, Lampungnews.com – Meski 15 Februari kini diperingati sebagai Hari Pekerja Rumah Tangga (PRT) Nasional, kesejahteraan seperti jauh api dari panggang. PRT belum merasakan kesejahteraan untuk profesi mereka.
Salah satu PRT yang hanya bersedia dikutip inisial namanya, NP (28) mengatakan, dia pernah mengalami tidak digaji selama beberapa waktu. Bahkan, tidak ada jaminan kesehatan selama lima tahun dia bekerja.
“Selama kerja lima tahun gajiku cuma Rp 300 ribu, nggak pernah naik. Paling dapet bonus aja kalu rajin dan masuk setiap hari. Itu juga cuma tambahan Rp 20 ribu,” katanya, Jumat (17/2/2017).
Tak hanya, jika dia tidak masuk kerja, gaji bulannya dipotong. “Capek, Mas kalau kaya gitu, lebih baik di rumah aja. Kemarin aja disuruh nyuci gosok dan beresin rumah dikasih Rp 30 ribu,” katanya.
Hal senada dikatakan, YY (28) warga Pringsewu yang menjadi PRT di salah satu perumahan di Wayhalim. YY mengatakan, menerima gaji dari majikannya sebesar Rp 800 ribu per bulan, namun tidak untuk jaminan kesehatan.
“Kalau sakit ya berobat sendiri, Mas, pakai uang sendiri. Karena kalau saya tidak mendapatkan BPJS,” katanya.
Terkait sosialisasi ditempat kerjanya, ia mengatakan, jarang untuk mengobrol dengan tetangga sebelah maupun teman sesama PRT nya.
“Susah untuk ngobrol, saya subuh saja sudah bangun nyiapin makan untuk bapak ibu mau berangkat kerja. Siangnya nyuci gosok dan beresin rumah. Kalau ada waktu luang mending buat istirahat, Mas, karena kerjanya kadang sampe malem. Namanya juga beresin rumah,” beber YY. (Adam)
Lihat juga: