Pringsewu, Lampungnews.com – Warga Pekon Fajaragung Barat menagih janji kepada pasangan calon bupati dan wakil bupati yang akan memimpin Pringsewu terkait penyediaan lahan pemakaman di pekon setempat. Sudah belasan tahun warga hanya mendapat ‘angin sorga’ dari pemerintah daerah.
Melihat momen Pilkada Pringsewu 2017 yang baru saja usai, warga setempat berharap pemimpin terpilih bisa mewujudkan janji yang telah ditelan mentah-mentah oleh warga sejak 2006 lalu.
Warga berharap, penyediaan lahan pemakaman sebagaimana perjanjian atas hibah tanah seluas 10 hektare di pekon setempat.
“Entah kami dibohongi atau memang belum terealisasi. Sampai sekarang warga bingung setiapa ada yang meninggal mesti di kubur di mana?” kata Ita, seorang ibu rumah tangga kepada lampungnews.com, Kamis (16/2/2017).
Sebagian lahan warga kini telah ditempati bangunan rumah sakit, yang sejatinya untuk lahan perkantoran pemerintah daerah. Bahkan, separuh lahan yang pernah dijanjikan untuk lahan pemakaman warga bakal menjadi lokasi berdirinya bangunan Islamic Center.
Warga kian khawatir. Terlebih bagi mereka yang menempati sebagian lahan untuk berdagang. Rencana pembangunan Islamic Center yang digadang akan mulai terealisasi tahun ini, membuat resah pedagang atas ancaman penggusuran.
“Kalau kami sampai digusur berarti bener-bener tega mas,” kata Sigit, salah satu pedagang di lokasi yang berada tepat di depan bangunan rumah sakit milik pemerintah daerah itu.
Berdasar informasi yang dihimpun, kompensasi kepada warga atas hibah tanah Desa Pagargunung yang kini berganti nama Pekon Fajaragung Barat seluas 10 hektare diantaranya penyediaan tanah makam desa seluas 2 hektare, termasuk pemberian tunjangan oleh pemerintah daerah kepada perangkat desa.
Kompensasi lain yang dijanjikan yaitu pembagunan balai pekon yang representatif, dan keterlibatan warga saat pembagunan perkantoran pemerintah daerah yang kini justru berdiri bangunan rumah sakit.
“Dulu juga dijanjiin kalau kantor sudah dibangun, masyarakat diberi akses untuk bekerja sesuai dengan tenaga yang di butuhkan, kemampuan dan ketrampilannya. Tapi sekarang?” kata warga lainnya. (Anton Nugroz)